Tanggal 1-2 Oktober 2015 Saya mendapat perintah dari atasan untuk menghadiri undangan acara rapat koordinasi di Jogja. Bukannya senang karena bisa sekalian pulang kampung, waktu itu saya malah panik memikirkan nasib anak jika ditinggal selama dua hari di Lombok sama siapa? Saudara yang di Lombok tak punya, Teman? Tak mungkin saya merepotkan mereka apalagi dua anak saya masih balita. Ada sih pembantu rumah tangga, tapi tidak menginap. Kondisi demikian bukanlah yang pertama, ketika perjalanan dinas ke Jakarta dan Sumbawa, saya pernah mengajak anak dengan biaya pribadi.
Yang saya pikirkan jika anak anak diajak ke Jogja sementara saya bisa mengikuti rapat, anak-anak bermain bersama bapak/kakeknya. Pengennya juga sekalian berakhir pekan! Namun berhubung ada acara keluarga hari ahad tanggal 4 di Semarang, saya kembali panik. Mau ikut acara ke Semarang atau langsung pulang ke Lombok?
Nah, tanggal 3-4 Oktober juga ada acara family gathering perusahaan tempat suami bekerja Di Bali. Jadi, masih panik dengan banyaknya kegiatan yang harus dan pengen diikuti? Mana jalan yang mesti Di tempuh? Antara Lombok Jogja Semarang dan Bali. Saya pun berpikir kadang sering lupa bawa kita diberi nikmat sehat dan waktu luang. Rezeki tak hanya materi dan bisa dicari dengan cara yang baik. Habis panik terbitlah piknik. Tanggal 1 Oktober dari Lombok ke Jogja transit Denpasar acara rapat koordinasi kemudian tanggal 2 Oktober Jogja ke Denpasar acara Family Gathering hingga tanggal 4 Oktober. Yeay terbayang sudah menginjakkan kaki ke Bali lagi setelah 3 tahun absen family gathering.
Saya dan suami sebagai pekerja kantoran yang sama sama mengurusi SDM paham teorinya bahwa SDM adalah aset organisasi. Maka kinerja organisasi sangatlah tergantung pada SDM. Karena itulah banyak perusahaan yang sekarang mulai sadar pentingnya piknik untuk merefresh para pegawainya. Tak ketinggalan juga keluarganya pun ikut ambil bagian dalam piknik dengan judul family gathering dalam rangka menyukseskan kinerja perusahaan. Dulu saya berfikir boros banget nih ajak pegawai yang jumlahnya ratusan piknik dengan biaya yang besar. Tapi ternyata efek nya jauh lebih besar misal untung perusahaan meningkat dll. Meski sesungguhnya untuk piknik tak melulu butuh biaya besar kan ya..
Biasanya family gathering digelar di tempat terbuka seperti Kebun Raya Bedugul, Bali Zoo, atau Bali Water Park dalam waktu satu hari dari pagi hingga sore. Namun tahun ini berbeda, family gathering dilaksanakan di sebuah hotel di kawasan Sanur Beach.
Saat itu saya bertanya kepada Suami yang jadi pantia, kenapa di Hotel? alasannya jika di Hotel, keluarga tak hanya bisa menginap saja tapi juga bisa memanfaatkan fasilitas hotel seperti kolam renang, meeting room, dan makan di restoran. Namun yang lebih penting suasana keakraban antar keluarga bisa tercapai.
Dulu sewaktu lulus kuliah dan jadi jurnalis dadakan selama 7 hari buat simposium international saya pernah ke Bogor lho. Tapi yang namanya kerja gak bisa sambil liburan. Waktu itu ada jadwal ke kebun raya tapi gak jadi. Ya sudah lah. Mungkin lain kali semoga diberikan kelapangan rezeki bisa liburan di Bogor bersama keluarga.
“Lomba Blog Piknik itu Penting” 504 kata
Ceritanya seru. Terimakasih sudah berpartisipasi dalam lomba. Maaf, pengumuman ditunda tgl 20 Oktober 2015. Goodluck.
Siap mbak Arin.. 🙂
Pengen juga liburan, tapi sayang.. jarang ada waktu liburnya 😦
Hari libur? Semoga suatu waktu bisa diagendakan agar pikiran dan badan fresh setelah belajar atau be kerja.
aaahhhh senangnya klo bs ngumpul2, tambah piknik lagi,,,
[…] tanggal 16-20 Oktober 2023. Yah, cerita ini bisa jadi satu tema dengan tulisan sebelumnya berjudul Habis Panik, Terbitlah Piknik yang aku tulis tahun 2015. Dinas Luar kali ini aku mengajak serta anak ke-empatku, Syila yang […]