Ketika Menulis Blog Perlu Motivasi

logo1

Saat pertama kali membuat blog pada medio pertengahan tahun 2010, saat itu aku tidak berpikir untuk memiliki follower atau ikut lomba blog dan give away yang diadakan oleh sesama blogger. Bisa membuat blog di platform gratisan tapi tidak konsisten menulis jadi tantangan terbesarku hingga akhirnya memberanikan diri ikut lomba blog pada Desember 2012 yang semua pesertanya mendapat sertifikat kemudian baru  bergabung dengan beberapa komunitas blogger pada Desember 2013, maka bagaimana mungkin menulis blog tidak berkesan apa-apa bagiku? Sangat!

Mulai 1 Januari 2014 hingga tulisan ini dibuat, sudah terposting sebanyak 26 tulisan (termasuk tulisan ini). Hanya 6 tulisan yang tidak diikutsertakan dalam lomba/give away. Ckckck. Ternyata aku termasuk tipe orang yang perlu “dikompori” agar bisa terus memasak tulisan.  Pernah suatu ketika ada lomba blog, suami pun menyemangati  agar aku ikut serta “If your passion in there, I think many ways will come to you” 🙂 Antara menyesal dan tidak karena aku tak jadi ikut karena anak sakit, padahal moment itu sudah aku tunggu dalam tiga tahun ini.

Maka, ijinkan aku memilih tulisan yang paling berkesan tentang cerita cita-cita (writer) sebagai tulisan yang paling berkesan sepanjang tahun 2014. Hal ini dilatarbelakangi tema yang kupilih disepanjang 2014 adalah cerita tentang cita-cita, mimpi, dan harapan. Maka, berawal dari tulisan tersebut lahirlah tulisan-tulisanku tentang cita-cita keliling Indonesia, naik gunung, jadi istri yang baik, jadi ibu yang baik, jadi aparatur yang baik, dll. Lantas setelah menulis, kenapa aku baru sadar cita-citaku banyak sekali?

Diawali dari kutipan lagu lama berjudul Mimpi yang nyaris membuatku patah hati, membaca kembali tulisan itu aku seakan dibawa ke lorong waktu. Mengingat kembali masa kecil dan remaja yang kulalui bersama sahabat dan orang-orang yang berpengaruh besar terhadap cita-citaku. Tulisan itu aku buat setelah aku membaca ulang semua tulisanku, menyisipkan tautan sesuai kategori yang paling aku suka di setiap paragrafnya. Efek lorong waktu seakan membuatku lupa dimana aku saat menulis dan berapa lama waktu yang aku butuhkan untuk menulis itu. Bagikku, menulis blog adalah re-charge atau mengisi kembali energi bagi jiwa yang merindukan inspirasi. Re-charge bagi jiwa-jiwa yang ingin berbagi tentang apa saja yang bermanfaat dalam hidup ini. (kalau menemukan tulisanku ada curhat colongannya, maaf khilaf)

Sayang, kelemahan tulisan itu tak ada foto yang mendukung. Maklum lah baru belajar fotografi akhir-akhir ini itupun dalam sebuah workshop jurnalistik yang diselenggarakan kantor ditambah mengaktifasi lagi akun Instagram @praninditya . Sebagai perbaikan, biarlah foto yang akan bercerita hal-hal yang tidak bisa dituliskan. Ada juga yang berpendapat bahwa mimpi harus divisualisasikan agar tercapai. Bagaimana menurutmu? Dan ketika salah satu tulisan di blog ini sedang dalam proses penerbitan buku. Aku pun lebih termotivasi lagi untuk terus menulis dan menulis. Terima kasih atas dukungan (like) dan komentar yang membangun dari para pengunjung blog ini. Tahun 2015, kita lihat saja nanti, bagaimana kelanjutan cerita blog ini, Semoga …

(462kata)

“Postingan ini diikut sertakan dalam lomba tengok-tengok blog sendiri berhadiah, yang diselenggarakan oleh blog The Ordinary Trainer”

11 comments

Tinggalkan komentar