Menanam Pohon

Hujan tahun kemarin datang di akhir bulan oktober. Ada seorang temanku yang berharap-harap cemas jika hujan tak turun maka kami akan mengalami musim kemarau berkepanjangan. Di bumi nusa tenggara barat tempatku tinggal sekarang intensitas turunnya hujan tergolong rendah. Kalaupun ada hujan turun, biasanya hujan lokal di daerah tertentu. Meski begitu, dari dulu hingga sekarang, hujan tetaplah sama. Aku yakin kalian sudah tau bahwa hujan adalah sebuah gejala alam yang membentuk siklus perputaran air dari bumi kembali lagi ke bumi. Namun, ada yang membuatnya berbeda, cara kita menyikapi hujan. Ada banyak hal yang aku suka saat hujan salah satunya aku bisa menanam pohon. Ya, menanam pohon adalah resolusi hijau yang aku lakukan di tahun 2015.

aksi nyata! menanam pohon
Aksi nyata! Menanam pohon

Sebenarnya resolusi menanam pohon bisa dilakukan disepanjang tahun hingga akhir hayat. Saat bumi semakin panas akibat perubahan iklim, pohon adalah satu-satunya makhluk hidup yang tidak bernyawa yang memberikan oksigen kehidupan bagi makhluk hidup yang lain tanpa diminta. Tak heran jika memelihara tanaman lebih mudah daripada memelihara binatang. Berkebun pun menjadi hobi yang mengasyikkan karena selain bermanfaat bagi lingkungan kita mendapatkan manfaat estetika. Jika mau, kita pun bisa mendapatkan manfaat ekonomi.  

Dimulai di bulan Januari, yang kata orang jawa berarti hujan sehari-hari. Di mulai dari lingkungan rumah dan diri sendiri, pola hidup hijau yang aku lakukan dengan menanami pekarangan rumah yang tidak seberapa luasnya dengan tanaman obat dan bunga yang dapat dipandangi keindahannya. Aku menanam berbagai tanaman obat seperti jahe, kencur, kunyit, lengkuas, dan sirih serta tanaman berbunga seperti bunga matahari, bunga lili, dan sedap malam. Kalau untuk tanaman buah ada jeruk lemon. Awalnya aku menanam pohon manggis saat awal-awal pindahan rumah, namun pohon itu mati akibat cara menanam yang salah. Aku pun menggantinya dengan pohon delima, eh ternyata salah beli bibitnya. Rencananya tahun ini juga aku akan menanam pohon kelengkeng (karena mangga sudah biasa). Orang tuaku sendiri yang akan memberiku bibit kelengkeng dari jawa. Kalau berbuah, anakku pasti sangat senang apalagi pohonnya ditanam sendiri pemberian dari kakeknya.

Menanam Jeruk, Jahe, Kunyit, dan Lengkuas dengan pot bekas Ice Cream
Menanam Jeruk, Jahe, Kunyit, dan Lengkuas dengan Wadah Bekas Ice Cream

Bersyukur kita hidup di Indonesia yang dijuluki mega biodiversity country atau negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Memiliki sinar matahari 12 jam. Buah hampir ditemukan di setiap rumah. Selesai musim mangga, datang musim rambutan, lanjut musim duren. Tiada henti panen buah. Begitu juga artropoda sangat melimpah yang akan mengatur kelanjutan ekosistem. Tanaman yang berpotensi obat juga tidak habis untuk dimanfaatkan. Namun, kenapa kita masih lemah? Jawabannya human resource atau sumber daya manusia yang lemah.

Saat ini, manusia baru memanfaatkan 1% saja dari tumbuhan tropis yang diteliti sebagai bahan obat-obatan. Di dunia ini terdapat 3000 jenis tumbuhan dan sekitar 70% diantaranya tedapat di hutan tropis terbukti memiliki sifat-sifat anti kanker.  Adanya keanekaragaman hayati yang dimiliki, tentu banyak keuntungan yang bisa diambil diantaranya: Pertama, persediaan makanan yang kita butuhkan setiap hari bergantung pada sumberdaya alam hayati. Mulai dari beras, umbi-umbian, ikan, sayur, serta buah-buahan. Kedua, memenuhi kebutuhan serat misalnya untuk membuat pakaian (dari kapas), kertas (bubur kayu, dll). Ketiga, sebagai obat-obatan.

di lahan yang sempit tetap bisa menanam
Di lahan yang sempit tetap bisa menanam

Kelangkaan atau kepunahan sumber daya alam hayati yang berlangsung setiap hari dan konversi hutan alam belum dapat dicegah. Setiap tahun, sekitar 13 juta hektar hilang akibat deforestasi. Sebagian besar akibat pembalakan liar. Pemerintah belum efektif karena memiliki SDM yang juga terbatas. Oleh karena itu, konservasi menjadi tanggung jawab kita bersama. Konservasi sumber daya alam hayati menurut UU Nomor 5 tahun 1990 adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatnya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya, dengan tujuan agar dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.

Hal tersebut sejalan dengan misi The Nature Conservancy Program Indonesia dalam melestarikan keanekaragaman hayati menjadi panduan bagi semua kegiatan. TNC menerapkan ilmu pengetahuan, semangat kreatif, serta pendekatan non-konfrontatif untuk menghasilkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah-masalah konservasi yang rumit.

Percayalah bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral dalam konservasi. Atas setiap flora dan fauna yang kita makan, atas setiap serat yang menjadi pakaian kita, dan atas obat-obatan dari bahan alam. Kita boleh bangga atas keanekaragaman hayati yang melimpah di Indonesia, namun kita tidak boleh lupa untuk merawatnya. Ketika kepunahan adalah proses yang alami dan pasti terjadi, sudah selayaknya jika manusia lebih bijak karena cepat atau lambat campur tangan manusia dalam proses alam telah terjadi.

Referensi:

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem

Widada, Mulyati S, dan Kobayashi H. 2006. Sekilas tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Jakarta. Ditjen PHKA-JICA

http://www.nature.or.id/tentang-kami/misi-visi-dan-nilai-nilai-kami/index.htm

Tulisan ini diikutsertakan dalam “Resolusi Hijau 2015” Blog Challenge 

1 comments

Tinggalkan komentar